Running Text

Selamat Datang di Blog Pengalaman Zaskya

My Creation

 Nabila dan Impian Sang Ibu 

Zaskya Desva Aminoto

Pada suatu pagi yang cerah, Nabila kecil duduk di pangkuan ibunya tepat di
depan televisi yang usang. Nabila kecil terlihat bak patung terbujur kaku saat
sedang di pangkuan ibunya. Apalagi kalau sudah diputarkan kartun kesukaanya,
pasti ibunya juga ikut ikutan jadi patung karna dipeluk erat oleh anaknya, dan
hal itu akan berakhir jika kartunnya telah usai.
Tapi pada pagi itu, saat kartun telah usai Nabila tetap memeluk ibunya
dengan erat tanpa celah. Sesaat sebelum itu ibu Nabila terus menerus
memandangi jam dinding, berharap jam tayang kartun itu segera usai agar
dirinya bisa mengerjakan pekerjaanya sebagai tukang cuci. Hal yang membuat
Ibu Nabila tertegun adalah anaknya tak melepaskan pelukan hangat nan manja
itu dari tubuhnya. Ibu Nabila menatap anaknya dengan heran. Ternyata anaknya
sedang melihat acara baru yang terlihat lebih seru baginya dibanding kartun
yang ia tonton tiap hari. Tanpa melepaskan sejengkal pelukan pun Nabila terus
menatap televisi itu dengan serius.
 

“Nak, Ibu mau bekerja….., banyak cucian tetangga belum siap.” Ibu berkata
perlahan melepaskan pelukan Nabila. Suasana hening, hanya ada suara
nyanyian merdua di dalam televisi. Ibu yang jeli itu akhirnya tau kenapa
anaknya belum juga beranjak dari pangkuannya. Mata Nabila bagaikan senter
yang menyoroti setiap sudut televisi itu, ia terlihat terkesan dengan orang-orang
yang ada pada acara itu. Tanpa disangka-sangka ternyata Nabila kecil menonton
acara kontes menyanyi, mungkin terlihat aneh untuk anak 5 tahun menonton
acara seperti itu dengan mata berbinar. Tapi, tidak dengan Nabila, ia terlihat
dewasa saat menonton acara itu. Ibu Nabila pun tidak kaget akan hal itu, dan
dengan sebuah cara Ibu Nabila mulai nyeletuk di tengah kemerduan orang
bernyanyi. “Ibu juga seorang penyanyi loh dulu….”
“Ibu serius? Ibuku seorang penyanyi? Penyanyi seperti apa? Gimana?” setiap
pertanyaan menyelebungi telinga ibu Nabila.
“Nanti ya Nak, Ibu janji akan bercerita setelah semua cucian tetangga selesai”
janji Bu Ratih, Ibu Nabila.

“Janji ya bu….?” Nabila kembali memastikan agar ibunya benar benar bercerita
nantinya.
“Janji, tapi bagaimana cucian tetangga bisa selesai kalo Nabila terus memeluk
Ibu?” Bu Ratih membujuk anaknya dengan halus.
Akhirnya dengan perlahan Ibu Nabila mulai melepaskan pelukan anaknya,
dan mulai bekerja untuk menghidupi keluarga kecilnya. Nabila sangat
penasaran dengan kisah ibunya yang dulu seorang penyanyi katanya. Anak kecil
yang penuh rasa penasaran itu terus menunggu ibunya pulang bekerja.
Biasanya, Ibu Nabila akan pulang bekerja sekitar jam 5 sore, tapi terkadang bisa
sampai jam 9 malam kalo banyak panggilan untuk mencuci. Pada hari itu
mendekati jam 5 sore, Nabila terus menunggu ibunya di depan pintu. Tapi, tak
ada tanda ibu nya akan pulang. Hingga malam Nabila pun terus menunggu
ibunya.
 

“Yeay…., Ibu pulang!” sorak Nabila ketika mendengar langkah kaki menuju
rumahnya yang berada di tengah kesunyian. Tiba tiba saja, ada sebuah bayangan
orang yang terlihat asing baginya dan dia yakin bahwa itu bukan ibunya. Nabila
bergegas menutup dan mengunci pintu lalu berlari ke kamar, karna kata ibu
jangan pernah membuka kan pintu di malam hari untuk orang asing. Tapi karna
terlalu penasaran Nabila membuka pintu lebar-lebar sembari menunggu ibunya
pulang bekerja. Tak disangka yang ditunggu ibunya malah ada orang asing yang
datang. Hal itu membuat Nabila takut karna rumah mereka berada di pelosok
desa dan jarang ada yang mendatangi rumah gubuk mereka itu.
“Nabila! Nabila! Nabila!” orang asing itu berteriak memanggil nama anak kecil
yang ketakutan di dalam rumah.
“Wahai, anak yang malang, ibumu kecelakaan Nak!” kata orang asing itu
berteriak karna tak ada yang menyaut dari dalam rumah.
Nabila membuka pintu dengan menangis sekencang kencangnya, dan
akhirnya orang asing itu membawa Nabila bertemu dengan ibunya di klinik
desa. Anak kecil yang berusaha dewasa itu, melihat ibunya terkapar tak
berdaya, membuat hatinya tersayat pilu.
“Ibumu…., Tadi ia sedang membawa cucian yang sangat banyak, lalu ia
melewati jalan raya yang ramai, dan terjadilah kejadian yang kita semua tidak
harapkan” kata orang asing yang ternyata adalah remaja muda yang membantu
Ibu Nabila.

“Ibu….! Ibu bangun bu….! buka mata ibu….! jangan tinggalin ila bu...! Ila gak
mau sendiri. Ibu janjikan sama Ila mau cerita Bu? Ibu janjikan? Jangan tinggalin
Ila Bu” anak kecil itu histeris sambil menggoyang goyangkan tubuh ibunya.
Tiba-tiba, Ibu Nabila tersadar dan mencoba meraih tangan anaknya. “Nak,
ibu rasa…. Ibu tak bisa menepati janji Ibu. Ibu sangat menyayangi Ila” kata Ibu
Nabila dengan suara yang merintih. Tak lama kemudian Ibu Nabila
menghembuskan nafas terakhir, karna kurangnya peralatan medis di klinik
tersebut.
 

“Maafkan saya…., saya tidak menyangka hal ini akan terjadi. Maafkan saya….”
Kata orang yang menabrak Ibu Nabila. Nabila hanya diam dengan pandangan
kosong, seolah ia kehilangan setengah raganya. Keesokan harinya, Ibu Nabila
dimakamkan dengan suasana yang sangat memilukan. Anak kecil ceria nan
manja itu kini hanya bisa diam dan menangisi kepergian setengah raganya. Kini
Nabila hanya sebatang kara tanpa siapapun. Ia tumbuh besar dengan balas
kasihan semua orang, ia bertekad meneruskan mimpi ibunya sebagai penyanyi,
dan berjanji akan menghidupkan mimpi ibunya.
 

13 tahun berlalu, setelah menjalani hidup yang pelik, Nabila pun berada di
titik terendah hidupnya. Pada umur 18 tahun Nabila menjadi remaja yang sangat
tangguh di tengah kondisi yang sangat menyayat hati. Dia mulai melakukan
segala cara untuk bisa menjadi penyanyi yang dapat diakui oleh semua orang.
Pada suatu hari, di sekolah Nabila ada sebuah kontes menyanyi. Nabila janji
akan memenangkan kontes itu agar dapat membuka jalannya untuk bisa
memenuhi mimpi ibunya. Tapi, di samping itu banyak sekali teman-temannya
yang meruntuhkan mimpi Nabila. Karna mereka yakin tidak mungkin gadis
pendiam bisa memenangkan kontes bernyanyi, bicara aja jarang apalagi harus
menyanyi, itulah isi pikiran mereka sekarang.
 

“kamu ikut kontes nyanyi itu, Nabila? Mana mungkin kamu bisa menang!
sudahlah mending kamu mundur aja daripada menanggung malu!” kata Aqila
salah satu teman Nabila yang panas hati terhadapnya. Semua teman-teman
Nabila di kelas pun langsung tertawa dan setuju dengan perkataan Aqila.
Mereka meremehkan gadis yang malang itu, tapi Nabila membungkam semua
mulut mereka dengan memenangkan kontes bernyanyi yang sengit. Tanpa
disangka ia memiliki suara yang indah nan merdu yang membuat semua orang
terkesan mendengarnya.

“Suara kamu sangat indah, penjiwaanmu untuk lagu ini sampai kepada kami
semua sebagai pendengar. Saya, yakin kamu akan menjadi bibit unggul di dunia
tarik suara” Sang juri berkata dengan sangat kagum kepada gadis itu.
“Terima kasih para juri , saya janji akan menjadi lebih baik kedepannya, dan
tidak akan mengecewakan kalian semua.” jawab Nabila dengan hati yang
bersuka cita.
 

Setelah turun dari panggung, ada seseorang yang memanggil Nabila dengan
suara yang lembut. Anak yang sudah tidak kecil lagi itu menoleh dan melihat
seorang wanita cantik, yang mengingatkan wanita itu terhadap ibu nya yang
sudah tiada.
“Nabila, suara mu sama persis dengan ibumu…..” kata wanita cantik itu.
“Apakah Tante kenal dengan ibuku?” tanya Nabila dengan nada penasaran.
“Tante, sangat kenal dengan ibumu, dia adalah teman seperjuangan Tante, dia
juga yang mengorbankan mimpinya demi Tante”
“tapi, kenapa Tante bisa tau aku anak Bu Ratih?”
“Mendengar nama Ratih, sudah pasti dialah wanita yang selama ini kucari.
Ngomong ngomong di mana ibumu?”
“Ibu sudah lama meninggal karna sebuah kecelakaan hebat.” Nabila menjawab
dengan suara yang menahan rasa tangis.
“Sudah meninggal? Ratih sudah meninggal? Aku menyesal terlambat menemui
ibumu. Maafkan Tante Nak, karna Tante ibumu harus bekerja keras selama ini,
padahal dia bisa menjadi penyanyi terkenal dan kaya.”
“Apa maksud dari perkataan Tante? Jadi benar ibuku dulu seorang penyanyi.
Kupikir itu hanya mimpinya, apa benar ibuku seorang penyanyi?”
“Ibumu adalah seorang penyanyi yang sangat hebat. Dia selalu berada
diperingkat satu di setiap kontes yang ia ikuti, dan Tante selalu berada
diperingkat kedua, tapi karna kondisi Tante saat itu, ibumu memutuskan untuk
menghilang dari dunia tarik suara dan akhirnya Tante yang berada diperingkat
satu. Ibumu mengalah demi kehidupan Tante dan ternyata ia mempertaruhkan
nyawanya untuk Tante.” Tante Rina bercerita mengenai masa lalu kelamnya dan
Ibu Nabila

“Aku rasa…., aku tak bisa menyalahkan Tante atas semua yang terjadi, semua
ini adalah takdir. Kematian ibu memang pilu yang meninggalkan bekas seumur
hidup di hatiku. Tapi, itu sudah menjadi keuputusan ibu untuk Tante. Terima
kasih Tante sudah cerita yang sebenarnya, dan akhirnya aku tau bahwa selama
ini ibuku adalah ibu yang hebat dalam segala hal. Aku janji ke Ibu akan
melanjutkan mimpi ibu” janji Nabila di depan Tante Rina dan ibunya yang
sudah ada di surga.
 

Semenjak itu Tante Rina dan Nabila menjadi semakin dekat. Bahkan seperti
seorang anak dan ibu. Nabila merasa sangat bahagia ketika bertemu dengan
Tante Rina seolah dia melihat ibunya berada di tubuh wanita lain. Tante Rina
juga yang membantu Nabila dalam melanjutkan mimpi ibunya sebagai
penyanyi, kini Nabila adalah seorang penyanyi yang sangat terkenal dan diakui
oleh semua orang, Nabila bahkan bisa membalas budi semua orang yang
menghidupinya sejak kecil. Kesuksesan Nabila kini menggantikan semua mimpi
yang sudah terpatri dalam hati ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twibbon Ramadhan

 twb.nz/twibbonramadhan2312